World Health Organization (WHO) merilis setiap orang minimal membutuhkan waktu 150 menit dalam sepekan untuk berolahraga. Namun, ternyata banyak orang yang salah kaprah melakukannya, termasuk olahraga lari. Karena ingin mengejar hasil instan, banyak yang terjebak berolahraga secara berlebihan. Padahal, terlalu berlebihan melakukannya justru bisa memicu masalah kesehatan, lho. Anda yang gemar olahraga lari tentunya perlu mengecek apa saja risiko kesehatan bila terlalu berlebihan olahraga lari, berikut ini:
Cedera Lutut
Bagian bedah ortopedi University of California, San Francisco, merilis hasil penelitian jika tidak dilakukan dengan benar, berlari dengan jarak jauh dalam waktu lebih dari 30 menit tidaklah selalu aman. Kondisi ini berisiko cedera pada lutut, yang disebabkan pergeseran di bagian sekitar tulang akibat jaringan tulang muda (cartilage) lutut yang kehilangan kekuatannya.
Istilah risiko cedera lutut dalam olahraga lari biasa disebut runner’s knee, yang mengacu pada kelainan di area patellofermoral atau tempurung lutut dan paha. Nyeri akibat cedera ini dirasakan di bagian depan lutut. Akibat cedera ini, seseorang akan merasakan nyeri saat naik tangga atau joging menanjak.
Kenapa lari slot jepang menimbulkan risiko masalah pada tempurung lutut? Diambil dari berbagai sumber, tempurung lutut (patella) yang terletak di bagian depan sendi lutut dan membantu otot paha besar (quadriceps) menekuk dan meluruskan lutut dengan mekanisme mirip dengan sistem katrol cukup rawan.
Bagian bedah ortopedi University of California, San Francisco, merilis hasil penelitian jika tidak dilakukan dengan benar, berlari dengan jarak jauh dalam waktu lebih dari 30 menit tidaklah selalu aman. Kondisi ini berisiko cedera pada lutut, yang disebabkan pergeseran di bagian sekitar tulang akibat jaringan tulang muda (cartilage) lutut yang kehilangan kekuatannya.
Dengan gerakan lutut menekuk dan lurus, tempurung lutut akan bergerak naik turun sepanjang alur di ujung paha. Jika dilakukan terus menerus seperti gerakan berlari atau berjalan, bisa menimbulkan sindrom nyeri pattelofemoral.
Cedera jenis ini bisa terjadi akibat kesalahan dalam pelatihan. Misalnya mempercepat frekuensi tekanan saat berlari secara mendadak atau tidak dilakukan pemanasan yang memadai. Selain itu, berlari panjang dan berat juga bisa menyebabkan cedera ini, bahkan risiko ini juga terjadi pada atlet profesional sekalipun.
Gejala yang terjadi jika mengalami cedera ini biasanya ditandai dengan pembengkakan pada lutut. Selain itu, lutut akan terasa kaku dan sakit jika terlalu lama ditekuk. Misalnya saat mengendarai mobil atau terlalu lama jongkok.
Baca Juga : Yoga: Rahasia Kebugaran Wanita Modern di Tahun 2025